Bislim Memberikan Sentuhan Akhir Kepada Mahasiswa FKIP Uninus
Sebanyak 363 calon wisudawan dan wisudawati khususnya dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Luar Sekolah, Luar Biasa, Bahasa Arab, BahasaIndonesia, Bahasa Inggris, Matematika, PPKn, Guru Paud Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Islam Nusantara (Uninus) mengikuti kegiatan Bislim (Bina Sarjana Muslim) ke 38 FKIP Uninus berlangsung 25 -26 November 2016 di Wisma Shakti Taridi Jl.Bababakan Sari No.164 Bandung Kegiatan ini wajib diikuti dan setelah itu diperkenankan mengikuti wisuda pada hari Sabtu 3 Desember 2016 yang diselenggarakan oleh Uninus.Kegiatan Bislim ke 38 pada hari Jumat 25 November 2016 dibuka Pembantu Dekan II FKIP Uninus Drs.K.H.Achmad Safurrizal,M.Ag .Menurut Achmad Saifurrizal seperti diberitakan Koran Giwangkara Bislim sudah dilaksanakan oleh FKIP Uninus sejak tahun 2001 jadi sudah 16 tahun sehingga sekarang ini sudah yang ke 38. “ Maksud dan tujuan Bislim adalah memberikan sentuhan akhir kepada para mahasiswa FKIP Uninus “.ujarnya.
Diakuinya di FKIP Uninus sebetulnyya sudah diberikan mata kuliah Al-Islam mulai dari Al-Islam satu sampai Al-Islam tiga kemudian ada Al-Islam untuk disiplin ilmu.Jadi ada 8 Sistem Kredit Semester (SKS) selama empat semester mereka mendalami materi-materi ke-Islaman. Hanya materi-materi keislaman yang diberikan di bangku kuliah itu lebih bersifat teoritis sementara di Bislim mereka diberikan materi-materi yang bersifat praktis dan aplikatif. Misalnya saja mengenai pembinaan-pembinaan ibadah mahdoh ,jadi mereka tahu bagaimana solat duha,solat tahajud,solat birul wadein ,tapi secara praktek apakah mereka suka mempraktekan itu semua .
Oleh sebab itu mudah-mudahhan Bislim ini menjadi tonggak awal agar mereka bisa melaksanakan ubudiah ,mahdoh. Bukan hanya yang wajib tapi juga yang sunat. Kemudian disamping itu pula diberikan kesadaran pada Bislim ke 38 ini akan profesi yang akan disandangna oleh para lulusan FKIP karena mereka akan menjadi guru dan guru ini sesuai dengan tema Bislim ke 38 yaitu “ Mendidik Dengan Hati “. “ Mengingat guru itu sebagai bapaknya ruh sehingga sebelum mendidik mereka, kitanya yang harus terdidik ingin menjadikan siswa soleh makanya gurunya yang harus soleh ,ingin mendidik siswa baik maka gurunya yang terlebih dahulu yang harus baik”.kilahnya.
Hal inilah menurut Achmad Saefurrizal bisa dijadikan ajang atau sarana yang ingin dikembangkan dalam Bina Sarjana Muslim ini terutama ke depan guru tidak cukup S1 tapi dia harus mengikuti atau menempuh Pendidikan & Pelatihan Profesi Guru (PLPG) dan ke depan mudah-mudahhan sesuai dengan keinginan yang sudah dibuatkannya Undang-Undang oleh pemerintah bahwa guru akan diberikan penghargaan yang cukup tinggi dan diberikan perlindungan yang sedemikian nyaman. Diharapkan kesehjahteraan guru nanti merupakan profesi yang menjanjikan bagi semua guru sehinga tidak lagi dipandang sebelah mata tapi dikemudian hari guru akan menjadi cita-cita yang selama ini jarang orang-orang cita-citanya jadi guru tetapi ke depan akan banyak putra-putri bangsa yang bercita-cita ingin menjadi guru karena guru sedemikian dihargai oleh pemerintah dan masarakat guru menduduki kedudukan yang cukup tinggi di pemerintah dan masarakat.“ Karena itulah maka untuk menjadi guru tidak mudah, kedepan itu guru bukan lagi sebagai profesi sampingan,guru bukan lagi sebagai profesi pelarian tetapi sejak awal guru sudah diciptakan sebagai profesi yang ditungtut untuk mendarmabaktikan dirinya bagi kepentingan bangsa dan negara “.Ujar Achmad Saefurrizal.(Suherman.S).-