Kegiatan OPAK Bukan Sekedar Rutinitas
Kegiatan Orientasi Pengenalan Kampus dan Kemahasiswaan (OPAK) bukan sekedar rutinitas biasa atau sekedar tradisi tanpa tujuan.Kegiatan ini harus bermakna dan bermanfaat bagi civitas akademika Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati (SGD) Bandung terutama mahasiswa baru. Hal tersebut dikemukakan Rektor UIN SGD Bandung Prof.Dr.H.Mahmud M.Si dalam sambutannya pada sidang senat terbuka ketika melantik 6.009 mahasiswa baru dalam rangka OPAK mahasiswa baru UIN SGD Bandung taun akademik 2015/2016 dengan tema “ Internalisasi Nilai-Nilai Keislaman dan Keindonesiaan untuk Mewujudkan Intelektual Muda yang Berjiwa Agamis dan Nasionalis “berlangsung Kamis 27 Agustus 2015 di aula Multipulpose UIN SGD Jl.A.H.Nasution No.105 Bandung. Kegiatan OPAK ini dilaksanakan mulai tanggal 27 hingga 29 Agustus 2015,untuk hari pertamanya menghadirkan Oesman Sapta Odang Wakil Ketua MPR memberikan ceramah umum tentang “ Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan”.
Menurut Mahmud OPAK merupakan usaha awal untuk mengenalkan sebagai mahasiswa baru terhadap keberadaan lingkungan yang akan dijadikan tempat berkiprah mendewasakan dan menerpa diri dengan pengetahuan. Kampus sebagai lingkungan akademik mahasiswanya dituntut memposisikan diri sebagai mahluk intelektual yang tak pernah berhenti membangun dan mendandani diri dengan pengetahuan. “ Oleh sebab itu tugas sebagai mahasiswa adalah bergulat dengan pengetahuan”.ujarnya. Mahmud mengingatkan di kampus ini yang menggabungkan dua ilmu,yaitu ilmu Islam dan Ilmu umum para mahasiswa harus menyadari bahwa belajar di UIN SGD Bandung dituntut untuk berpengatahuan dengan dua sayap yaitu “ sayap ilmu agama” dan “sayap ilmu umum” dalam lingkup jargon “ Wahyu Memandu Ilmu”. Kedua sayap tersebut harus harmoni dan bersatu,sehingga ilmu yang dikembangkan di kampus UIN SGD Bandung tidak liar,melainkan tetap berpatokan pada wahyu.Ilmu apapun yang dipelajari oleh civitas academika UIN SGD Bandung muaranya pada keagungan wahyu Allah.
Begitu pula Mahmud menjelaskan seperti diberitakan Koran Giwangkara bahwa di Kampus UIN SGD Bandung menyediakan sarana suprastruktur berupa sistem akademik yang bertujuan untuk mencetak kaum intelektual muslim yang memiliki tiga kriteria,Pertama intelektual yang handal dalam bidang yang ditekuninya sehinga tidak menjadi sarjana setengah matang (asal-asallan),Kedua intelektual yang bermoral,yaitu para sarjana yang bukan sekadar berpengetahuan melainkan menyandang etika luhur yang sesuai dengan kaidah-kaidah agama dan sosial. Ketiga,intelektual yang peka sosial,yaitu sarjana yang memiliki keinginan untuk berkontribusi positif bagi kehidupan masyarakat,bukan menjadi beban masyarakat. Di akhir sambutannya Mahnud menyambut dan mengajak dengan senang dan bahagia atas kedatangan para mahasiswa baru untuk bergabung dengan keluarga besar UIN SGD Bandung . “ Saya sampaikan selamat para peseta yang telah memilih UIN SGD Bandung sebagai tempat membangun dan mendewasakan diri.Juga saya mengajak ,mari jadikan kampus berharga ini sebagai tempat untuk menjadikan diri sebagai manusia terbaik yang paling banyak memberi manfaat pada sesama,agama dan bangsa “.ujar Mahmud.(Suherman.S).-