Prof.Dr.H.Dedi Mulyasana,M.Pd : Manusia Terbaik, Bukan Manusia Cerdas
Guru besar Universitas Islam Nusantara (Uninus) Prof.Dr.H.Dedi Mulyasana,M.Pd menyatakan manusia terbaik bukanlah manusia yang cerdas. Tetapi manusia yang terbaik dalam pandangan Islam adalah manusia yang paling bermanfaat bagi sesamanya. “Cerdas saja belum cukup untuk memperoleh predikat terbaik,kecuali kecerdasan dan apa yang dimikinya mampu memberikan manfaat bagi semua “ ujarnya ketika menyampaikan makalahnya “ Islam dan Pandangan Baru Pendidikan “ dihadapan peserta Seminar Internasional “ Integrasi Ilmu-Ilmu Islam dan Sains Komparasi antara Indonesia dan Malaysia “ di kampus Uninus. Oleh karena itu konsep pendidikan dalam Islam,bukan sekedar manusia cerdas,tetapi menjadikan manusia bermanfaat. Kebermanfaatan yang dimaksud adalah kebermanfaatan yang didalamnya ada iman dan amal shaleh serta kejujuran dan keadilan. Menurut Dedi seperti diberitakan Koran Giwangkara pendidikan dalam konsep Islam adalah sebagai sarana untuk melakukan proses pematangan kualitas diri. Dengan proses itu manusia dapat memahami arti dan hakikat hidup serta dapat menjalankan tugas hidup dan kehidupan secara benar ,cerdas dan bermanfaat. Pendidikan merupakan sarana untuk menjadikan hidup lebih bermakna dan bermanfaat.Melalui pendidikan manusia berusaha untuk menjadi manusia yang sukses tanpa kehilangan ridho Allah SWT.Pendidikanpun dikembangkan untuk mencari perbekalan akhirat dan mempersiapkan manusia kembali kepadanya. Dia mengingatkan tugas utama guru bukan sekedar mengajar dalam menyampaikan konsep,ilmu dan teori kepada peserta didik,tetapi membantu kesulitan belajar mereka dalam melakukan proses pematangan kualitas diri sesuai bakat,minat dan kemampuannya.
Guru bukanlah penguasa kelas yang bertugas mencari-cari kesalahan dan kekurangan peserta didik. Guru berperan sebagai pelayan belajar yang tugas utamanya adalah membantu kesulitan belajar peserta didik dalam melakukan proses pematangan kualitas dirinya. Proses itu dilakukan dengan cara mendidik, mengajar, membingbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Guru yang baik, kata Dedi, bukan sekedar pintar dan punya gelar, tetapi mereka yang dapat memintarkan dan membentuk martabat siswa yang lebih baik. Dengan demikian,guru yang baik tidak sekedar dilihat dari kemampuannya dalam meningkatkan jumlah lulusan,tetapi terletak pada kemampuan dalam mempersiapkan masa depan peserta didik yang lebih maju,bermutu dan bermartabat.“ Guru tidak boleh takut bila ada siswanya tidak lulus,tapi takutlah bila melihat ada siswanya yang malas, tidak jujur, tidak bedisiplin, tidak punya kepercayaan diri dan tidak punya semangat untuk maju. Guru boleh salah dalam melaksanakan proses pembelajaran,tapi tidak boleh kehilangan teladan, kehormatan harga diri “ ujar Dedi.(Suherman.S).-