Dr.Muhamad Sutisna,S.Pd,M.Pd : Menciptakan Mutu Lulusan Tidak Hanya Melakukan Kerjasama
Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Ibnu Sina Kota Bogor Dr.Muhamad Sutisna,S.Pd,M.Pd menyatakan upaya menciptakan mutu lulusan yang sesuai dengan pasar kerja tidak hanya melakukan kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri, saja tetapi juga dengan meyakinkan pihak pemerintah bahwa dengan penyelenggaraan pendidikan kejuruan berbeda dengan pendidikan umum.Pernyataan tersebut dikemukakan ketika mempertahankan disertasinya “ Kemitraan Sekolah Dengan Industri Dalam Menyiapkan Lulusan Yang Siap Kerja “ (Studi di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Bekasi ) dalam sidang ujian guna memperoleh gelar Doktor dalam bidang manajemen pendidikan Program Studi Manajemen Pendidikan Program Pasca Sarjana Universitas Islam Nusantara (Uninus) belum lama ini di kampus Jl.Soekarno- Hatta Bandung No.530 Bandung dan dinyatakan lulus.Menurut Muhamad Sutisna seperti dimuat di Koran Giwangkara dengan adanya upaya itu,maka pihak pemerintah dapat memberikan bantuan secara proporsional,sehingga bisa membedakan kebutuhan antara sekolah umum dengan sekolah kejuruan. Bersamaan dengan itu praktek kerja dilakukan dengan melibatkan dunia usaha dan industri sehingga meningkatkan siswa kejuruan untuk melakukan praktik kerja industri sesuai kekhasan sekolah kejuruan masing-masing. “ Praktek kerja industri tersebut diupayakan semaksimal mungkin pelaksanaannya agar menghasilkan peserta yang dapat secara langsung mengetahui dan memahami kekhasannya masing-masing bidang studi melalui berbagai kegiatan dilakukan di sekolah dan praktik pada dunia usaha dan industri inilah yang menjamin mutu lulusan yang sesuai demgan pasar kerja “.ujar Muhamad Sutisna yang kelahiran Bogor 29 September 1966 dan kini aktif selain sebagai Ketua Yayasan Ibnu Sina juga guru di SMP PGRI 8 kota Bogor dan dosen di Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Arahmaniyah Depok.
Oleh sebab itu dalam kesempatan ini promovendus merekomendasikan kepada pemerintah yakni Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan bahwa mekanisme perumusan manajemen sebagai kebijakan umum agar organisasi SMK tetap eksis,perlu dilakukans esuai dengan prinsip-prinsip manajemen stratejik sehingga tahapan-tahapannya berlangsung secara sistematik.Perumusan manajemen stratejik tersebut perlu disoalisasikan dengan berbagai pihak terkait seperti personil internal yang melibatkan seluruh guru,teknisi maupun tenaga lainnya.Sedangkan sosialisasi terhadap personil eksternal seperti Pemda,dunia usaha dan indistri,Majelis Sekolah dan pihak terkait dapat dijadikan salah satu strategi alternatif dalam meningkatksan partisipasi aktif..
Selanjutnya dia menjelaskan dengan melibatkan personil eksternal sangat besar manfaatnya karena selain memupuk lahirnya partispasi aktif dalam mendukung sistem penyelenggaraan SMK jiuga memberikan kesempatan bagi terciptanya kepedulian dan kapabilitas pihak-pihak eksternal sekolah dalam sitem penyelenggaran SMK serta melahirkan tanggung jawab pihak-pihak terkait sehingga terjadinya koordinasi dan sinergi dalam melahirkan program-program yang dibutuhkan untuk memberikan keterampilan bagi peserta atau siswa.
Sementara itu manfaat lainnya menjamin adanya akses stakeholders pendidikansecara proporsional dalam pengembangan manajemen sekolah juga adanya pengawasan mutu yang dilakukan oleh pihak lain sehingga menjamin SMK melakukan evaluasi secara positip terhadap berbagai program yang telah ditetapkan serta terjadinya proses pembiasaan manajemen sekolah untuk berinteraksi secara aktif bahkan proaktif terhadap berbagai pihak dalam memajukan sekolah dan adanya kesinambungan program yang direncanakan karena proses manajemennya menggunakan prinsip manajemen stratejik juga perencanaan stratejik sehingga sekolah siap menerima perubahan dengan menggunakan pendekatan ilmu pengetahuan.(Suherman.S).-